Skip to main content

sosiologi pedesaan (sosped) perspektif bunglon backpacker


Salam satu alam sobat backpacker, semoga senantiasa diberi kelancaran dalam segala uruannya.

Pada kesempatan kali ini penulis akan sedikit memaparkan sebagian kecil mengenai apa itu sosiologi pedesaan atau anak-anak pecinta alam biasa menyebutnya dengan (sosped).

Sosioologi pedesaan merupkan salah satu cabang dari ilmu sosiologi yang mempelajari mengenai pola interaksi masyarakat pedesaan sesuai dengan lingkungan tempat tinggal mereka. Pada umumnya ada beberapa pokok materi sosped yang dipelajari oleh para pecinta alam. Seperti : mata pencaharian, pola interaksi, pola pikir masyarakat, serta sifat dan sikap masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Kenapa demikian, karna setiap melaksankan kegiatan, baik itu indoor maupun outdoor, kita selalu berhubungan dengan masyarakat, Baik itu masyarakat kota maupun masyarakat desa. Untuk itu kita harus senantiasa membekali diri dengan pengetahuan mengenai sosialisai. Karna itu akan memudahkan kita untuk kemudian berinteraksi dan menyesuaikan diri dengan mmasyarakat, agar masyarakat bisa menerima kita dengan baik.

Sosialisasi pedesaan merupakan suatu cabang  ilmu yang mempelajari mengenai masyarakat sebagai suatu kesatuan, yakni hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok, dan kelompok dengan masyarakat. Sosiologi pedesaan  lebih sering digunakan dalam pemecahan masalah yang dihadapi masyarakat pedesaan.

Pemahaman tentang konsep desa dan pedesaan  akan berbesa dari suatu desa dengan desa lainnya. Dengan demikian konsep sosped itu akan berbeda dari satu kawasan ke kawasan lainnya. Untuk itu yang pertama yang perlu kita pahami adalah pemahaman mengenai konsep desa.

Karakteristik masyarakat desa

Masyarakat pedesaan  cenderung memiliki karakteristik yang berbeda dari masyarakat kota, masyarakat desa umumnya brtahan hidup dengan bercocok tanam, memanfaatkan hasil hutan dan mencari ikan(nelayan). Umuumnya mereka tinggal menetap dan juga memiliki sistem masyarakat, adat istiadat dan orientasi nilai budaya, juga tata letak bangnan yang cenderung  berbeda dari suatu daerah ke daeranh yang lain, kondisi geografislah yang menjadi faktor utama penentu bentuk dan tata letak bangunan suatu desa.

Talcot parsons_mennggambarkan  maasyarakat desa sebagai masyarakat tradisional yang mengenal ciri-ciri sebagai berikut : Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta, kesetiaan dan kemesraan. Perwujudan dalam sikap tolong menolong, menyatakan simpati atas musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.orientasi  Kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas yaitu masyarakat desa lebih memntingkan kebersamaan, tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat, intinya adlah keseragaman persamaan.

Struktur masyarakat desa

Smith dan zopf mengemukakan pendapat mengenai pola pemukiman. Menurut mereka pola pemukiman  berkaitan dengan  hubungan antara pemukiman penduduk desa yang satu dengan yang lainnya dan dengan lahan pertanan mereka.

Sementara paul H.landis menggambarkan  bahwa ada empat type pola pemukiman yaitu:  mengelompok murni, mengelompok tidak murni, menyebar teratur, dan menyebar tidak teratur.

Ciri-ciri masyarakat desa

-hubungan  kekerabatan masih kental

-mata pencaharian yang hamper sama

-masyarakat dekat dengan alam

-jumlah masyarakat yang jauh lebih sedikit jika diibandingkan dengan penduduk kota

-masyarakat homogeny

Namun di era sekarang cirri-ciri tersebut sudah banak mengalami perubahan, dan dalam ilmu sosiologi tidak pernah mengenal kata mutlak.

Manfaat  mempelajari sosiologi pedesaan

-pemberkan pemhaman dn pengetahun mengenai fungsi desa  sebagai strategi dalam pembangunan yang akan dilakukan

- dapat memperikan pemahaman kepada masyarakat mengenai  kemajuan dan perkembangan desa

- memperkaya ilmu pengetahuan.

Semoga artikel ini bermanfaat, namun kemudian penulis menyadari bahwasanya dalam artikel ini masih banyak sekali memiliki kekurangan, jadi kawan-kawan yang telah membaca artikel ini, agar kiranya bias member komentar sebagai acuan bagi  penulis untuk lebih baik lagi dalam menulis artikel, salam hangat bunglon backpacker.

Comments

Popular posts from this blog

Sistem, klasifikasi, jenis dan etika pendakian

        Salam satu alam sobat backpacker, semoga senantiasa diberi kemudahan dalam segala urusan, nah pada kesempatan kali ini kita akan sedikit membahas mengenai jenis-jenis pendakian gunung, bagi kawan-kawan yang hoby mendaki gunung pasti tidak asing dengan istilah-istilah seperti, hill walking,scrambling, climbing, rock climbing, snow & ice climbing. Semua istilah-istilah yang saya sebutkan itu sebenarnya semua sama cumun yang membedakannya adalah pengklasifikasiannya  itu berdasarkan bentuk dan jenis medan yang ditempuh. Untuk lebih jelasnya silahkan baca sampai habis yaaa…! Mendaki gunung adalah kombinasi antara olahraga dan kegiatan rekreasi,pendakian umumnya merujuk pada perjalanan panjang dan penuh semangat di Indonesia sendiri pendakian diidentikkan dengan perjalanan menuju puncak gunung, meskipun tergolong menyenangkan namun olahraga pendakian gunung ini termasuk dalam jenis olahraga ekstrem. Juga ada banyak j...

JANGAN MELAKUKAN INI SAAT MENDAKI GUNUNG

Salam satu alam sobat backpacker, semooga tetap berada dalam lindungan yang maha kuasa, dan semoga covid19 ini juga cepat menghilang, agar kita semua bisa berkegiatan dengan normal kembali. Aminnn…!!!. Dalam artikel ini saya akan sedikit membahas mengenai apa-apa saja yang tidak boleh dilakukan ketika melakukan pendakian gunung. Mengapa kemudian timbul dalam benaknya saya untuk membahas hal seperti ini, karna berhubung saat ini semakin banyak khalayak yang kian suka mendaki gunung, tentunya dengan alasan yang berbeda-beda. Mulai dari yang hanya ingin menikmati sunrise di puncak gunung, mencari suasana baru, atau hanya sekedar ingin melepas diri dari rutinitas kota yang membosankan. Memang benar bahwa keindahan dan ketenangan yang kita dapatkan ketika mendaki gunung mungkin akan sulit ketika ingin dituliskan dengan kata-kata, dan karna keindahan dan ketenangan itu pula yang menyebabkan orang-orang kecanduan untuk kembali lagi kegunung. Dan tidak bisa dipungkiri juga karna semakin ba...